Kamis, 12 Juli 2012
Sejarah Ke Khalifahan Islam
Abu Bakar menunjuk Umar sebagai penggantinya sebelum kematiannya, dan untungnya, komunitas muslim menerima hal ini. Pengganti Umar, Utsman bin Affan, dipilih oleh dewan perwakilan kaum muslim. tetapi kemudian, Utsman dianggap memimpin seperti seorang "raja" dibandingkan sebagai seorang pemimpin yang dipilih oleh rakyat. Utsman pun akhirnya terbunuh oleh seseorang dari kelompok yang tidak puas. Ali kemudian diangkat oleh sebagian besar muslim waktu itu di Madinah untuk menjadi khalifah, tetapi ia tidak diterima oleh beberapa kelompok muslim. Dia menghadapi beberapa pemberontakan dan akhirnya terbunuh setelah memimpin selama lima tahun. Periode ini disebut sebagai "Fitna", atau perang sipil islam pertama.
Perkembangan Islam
Secara umum Sejarah Islam setelah meninggalnya Nabi Muhammad telah berkembang secara luas di seluruh dunia. Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah boleh dikatakan penyambung kekuatan Islam setelah pemerintahanKhulafaur Rasyidin.
Nabi Muhammad
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agamaKristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada Tahun Gajah yaitu pada tanggal 12 Rabi'ul Awal atau pada tanggal 20 April (570 atau 571 Masehi). Nabi Muhammad merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin Abdul Muttalib meninggal ketika ia masih dalam kandungan dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia ketika ia berusia 7 tahun. Kemudian ia diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Setelah kakeknya meninggal ia diasuh juga oleh pamannya yaitu Abu Talib. Nabi Muhammad kemudiannya menikah dengan Siti Khadijah ketika ia berusia 25 tahun. Ia pernah menjadi penggembala kambing.
Nabi Muhammad pernah diangkat menjadi hakim. Ia tidak menyukai suasana kota Mekah yang dipenuhi dengan masyarakat yang memiliki masalah sosial yang tinggi. Selain menyembah berhala, masyarakat Mekah pada waktu itu juga mengubur bayi-bayi perempuan. Nabi Muhammad banyak menghabiskan waktunya dengan menyendiri di gua Hira untuk mencari ketenangan dan memikirkan masalah penduduk Mekah. Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, ia didatangi oleh Malaikat Jibril. Setelah itu ia mengajarkan ajaran Islam secara diam-diam kepada orang-orang terdekatnya yang dikenal sebagai "as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk agama Islam)" dan selanjutnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.
Pada tahun 622, Nabi Muhammad dan pengikutnya pindah dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini dinamai Hijrah. Semenjak peristiwa itu dimulailah Kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Penduduk Mekah dan Madinah ikut berperang bersama Nabi Muhammad saw. dengan hasil yang baik walaupun ada di antaranya kaum Islam yang tewas. Lama kelamaan para muslimin menjadi lebih kuat, dan berhasil menaklukkan Kota Mekah. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. wafat, seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan Islam.
Materi Akuntansi Kelas XI
Akuntansi Adalah...
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1] Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Sabtu, 26 Mei 2012
JADWAL KUNJUNGAN HABIB UMAR BIN HAFIDZ DI INDONESIA DESEMBER 2010
Acara
yang paling dinanti-nantikan itupun akhirnya tiba. Kunjungan rutin
tahunan Habib Umar bin Hafidz ke negara Indonesia yang rencananya akan
dijadwalkan pada akhir bulan Desember 2010 nanti.
Berbagai persiapan dan kesibukan pun sudah mulai terlihat untuk menyambut kedatangan sang guru mulia. Tidak tanggung-tanggung Majelis Rasulullah SAW menyebar puluhan baliho sampai ke Pekalongan, Jawa Tengah. Acara tabligh akbar yang menjadi jadwal rutin disetiap malam pergantian tahun baru rencananya akan digelar di dalam stadion utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. Dan sebelumnya juga akan digelar tabligh akbar di Monumen Nasional Jakarta.
Berbagai persiapan dan kesibukan pun sudah mulai terlihat untuk menyambut kedatangan sang guru mulia. Tidak tanggung-tanggung Majelis Rasulullah SAW menyebar puluhan baliho sampai ke Pekalongan, Jawa Tengah. Acara tabligh akbar yang menjadi jadwal rutin disetiap malam pergantian tahun baru rencananya akan digelar di dalam stadion utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta. Dan sebelumnya juga akan digelar tabligh akbar di Monumen Nasional Jakarta.
Berikut jadwal kunjungan Habib Umar bin Hafidz selama di Indonesia:
Kamis, 25 Desember 2010 Tiba di Jakarta
Malam Jumat, 25 Desember 2010 Rauhah di Gedung Dalail Cidodol
Sabtu, 26 Desember 2010 Haul Fakhrul Wujud di Gedung Dalail Cidodol
Malam Minggu, 27 Desember 2010 Tabligh Akbar Majelis Rasulullah SAW di Monas
Malam Rabu, 31 Desember 2010 Tabligh Akbar Majelis Rasulullah SAW di Stadion GBK
Malam Selasa, 3 Januari 2011 Majelis Rasulullah SAW di Masjid Al Munawar Pancoran
Selasa, 4 Januari 2011 Multaqo Ulama Puncak Bogor
Rabu, 5 Januari 2011 Multaqo Ulama Puncak Bogor
Kamis, 6 Januari 2011 Multaqo Ulama Puncak Bogor
Jumat, 7 Januari 2011 Berangkat Menuju Brunei Darussalam
Mohon doa dari segenap muslimin dan muslimat agar acara multi dasyhat selama lebih dari satu minggu ini dapat berjalan dengan lancar. Jadwal acara tersebut diatas masih bisa berubah sewaktu waktu.
Senin, 14 Mei 2012
Dua Sebab Siksa Di Alam Kubur Senin, 05 Maret 2012
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ:مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ : إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا
يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ
الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ
جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ
وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ
لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
(صحيح البخاري)
“Dari Ibn Abbbas Ra berkata, Nabi SAW melewati dua kuburan
dan bersabda: “Sungguh keduanya tersiksa, dan bukan tersiksa sebab dosa
yang sangat besar, namun salah satunya tidak menutup aurat (membuka
auratnya dihadapan orang lain) saat buang air kecil, dan yang satunya
sering mengadu domba orang lain, lalu beliau SAW mengambil sehelai daun
yang masih segar, dan membelahnya menjadi dua, dan menaruhnya
masing-masing helai di masing masing kubur tersebut, maka orang orang
bertanya: Wahai Rasulullah, untuk apa engkau perbuat itu?, maka beliau
SAW bersabda: semoga diringankan untuk keduanya sebelum potongan daun
ini mengering” (Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ
قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Maha Memiliki segenap kemuliaan dan keluhuran dan Melimpahkan
kepada hamba-hambaNya. Segenap alam semesta di langit dan bumi
diciptakan dari ketiadaan, alam dunia, alam barzakh dan alam akhirat,
dan segenap alam yang telah dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala baik
yang kita ketahui atau pun yang tidak kita ketahui. Dan dari awal
penciptaan makhluk sejak itu pula tercantum bahwa semulia-mulia makhluk
adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan Allah
subhanahu wata’ala telah menjadikan sang nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam sebagai gerbang kasih sayang bagi segenap anugerah dan rahmat
Allah subhanahu wata’ala, yang mana dengan kebangkitan sang nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam hal itu menjadikan rahmat Allah berlimpah
dan terbuka untuk kita semua, dan segenap anugerah Allah yang berupa
kenikmatan di dunia dan di akhirat adalah bagian dari rahmat Allah
subhanahu wata’ala, dan rahmat Allah subhanahu wata’ala itu telah sampai
kepada kita, yaitu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
dari 14 abad yang silam. Yang mana cahaya risalah kenabian berlanjut
dari periode ke periode, dari generasi ke generasi, hingga telah lewat
14 abad yang silam akan tetapi sampai saat ini kita masih berada dalam
cahaya risalah yang terang benderang, cahaya sayyidina Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam.Ketahuilah bahwa kenikmatan dan segala kebahagiaan yang dicipta oleh Allah subhanahu wata’ala terbagi menjadi dua bagian, yaitu kenikmatan di dunia dan kenikmatan di akhirat. Dan sungguh beruntung mereka yang menjadikan kenikmatan di dunia sebagai pembuka kenikmatan di akhirat kelak, sebaliknya merugilah mereka yang menjadikan kenikmatan dunia sebagai alat untuk melewati kehidupan yang membuat mereka jauh atau bahkan melupakan Allah subhanahu wata’ala karena terlarut hanya dalam kenikmatan dunia, sehingga mereka menghadapi kehidupan dunia yang fana dengan penuh kenikmatan, dan kehidupan akhirat yang kekal akan dihadapi dalam kehinaan, wal’iyadzubillah (semoga Allah melindungi dan menjauhkan kita dari hal tersebut).
Senantiasalah ingat akan firman Allah subhanahu wata’ala:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
( آل عمران : 185 )
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan”. ( QS. Ali Imran : 185 )Kehidupan dunia hanyalah kehidupan fana yang penuh dengan permainan, sandiwara dan tipuan-tipuan belak. Maka dalam kehidupan fana yang penuh dengan permainan dan tipuan ini, Allah subhanahu wata’ala menerbitkan matahari penerang kehidupan, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana telah Allah sebutkan dalam Al qur’an sebagai “ Penyeru kepada Allah dan pelita yang terang benderang”, sebagaimana firmanNya :
وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا
( الأحزاب : 46 )
“Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi”. ( QS. Al Ahzab : 46 )Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah penyeru manusia ke jalan Allah subhanahu wata’ala dan sebagai pelita yang terang benderang, yang menerangi kehidupan kita dan menyejukkan sanubari kita serta mempermudah segala kesulitan dalam kehidupan kita. Allah subhanahu wata’ala berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
( الطلاق : 2 )
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.” ( QS. At Thalaq: 2 )
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
( الطلاق : 4 )
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” ( QS. At Thaalaq : 4 )
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
( الطلاق : 5 )
“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala
baginya.” ( QS. At Thaalaq : 5 )Dan bagaimana cara kita bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala, panutan kita dalam hal ini adalah pimpinan kita sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang membawa kita kepada keluhuran dan kemudahan, membawa kita kepada ketenangan, membawa kita kepada kesejukan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat, maka panutlah beliau dalam menghadapi kehidupan kita di dunia ini.
Sampailah kita pada hadits luhur, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suatu waktu melewati dua kuburan, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata bahwa kedua penghuni kuburan tersebut sedang disiksa di dalam kuburan mereka, hal ini menunjukkan bahwa beliau mengetahui dan mendengar siksa kubur. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata bahwa mereka tidaklah disiksa sebab perbuatn dosa besar, kemudian beliau mengambil selembar daun yang masih basah lalu membelahnya menjadi dua bagian, yang masing-masing bagian diletakkan di atas kedua kuburan tersebut. Para sahabat yang melihat hal tesebut lantas bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengapa beliau melakukan hal itu, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Semoga Allah meringankan siksaan kedua orang ini sebelum daun itu mengering”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa mereka disiksa bukan karena perbuatan dosa yang sangat besar, karena juga dijelaskan dalam riwayat yang lainnya di dalam Shahihul Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah perbuatan dosa yang sangat besar, lantas beliau terdiam dan kemudian berkata : “akan tetapi termasuk dosa besar”, maka untuk mempermudah pemahaman dari hadits tersebut adalah bahwa perbuatan itu bukanlah termasuk dosa yang sangat besar seperti syirik, membunuh, berzina dan yang lainnya, namun hal tersebut termasuk dosa besar di sisi Allah subhanahu wata’ala, dan perbuatan tersebut sering dan banyak diremehkan oleh orang. Perbuatan dosa yang dilakukan kedua penghuni kubur itu, yang pertama adalah tidak menutupi aurat ketika membuang air kecil, yaitu membuang air kecil di hadapan orang lain. Mungkin anak kecil yang belum baligh masih banyak yang membuang air kecil dihadapan orang, namun seorang anak yang sudah baligh seharusnya tidak memperbuat hal tersebut, maka selayaknya bagi setiap orang tua untuk mengajari anak-anaknya agar tidak membuang air kecil sembarangan hingga terlihat auratnya oleh orang lain, dan aurat tidak boleh terlihat bukan hanya ketika membuang air kecil saja namun dalam segala keadaan. Kemudian dosa yang kedua adalah banyak mengadu domba orang lain (namiimah), menukil ucapan Hujjatul Islam Al Imam An Nawawi bahwa makna “Namiimah” adalah menyampaikan ucapan orang kepada yang lainnya kemudian memunculkan kebencian antara satu dengan yang lainnya, sehingga mereka saling bermusuhan akibat perbuatan tersebut. Maka tentunya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat bahwa kedua orang penghuni kubur tersebut adalah ummat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang ditimpa kesulitan di dalam kubur mereka, dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak rela hal itu terjadi atas ummatnya, akan tetapi meskipun mereka telah berbuat dosa namun masih tetap diberi syafaat oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu dengan meletakkan daun di atas kedua kubur tersebut agar diringankan siksa kubur mereka sebelum daun itu mengering. Maka hadits ini menjadi dalil bahwa syafaat nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam tidak hanya ada ketika di hari kiamat saja, namun syafaat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bisa terjadi di alam barzakh (kubur) bahkan di alam dunia, karena beliau sangat peduli terhadap ummatnya dan tidak rela jika kesulitan menimpa mereka, dimana segala sesuatu yang membuat ummatnya sulit atau dalam masalah, maka hal tersebut juga membuat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam merasa sulit. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
( التوبة : 128 )
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin.” ( QS. At Taubah : 128 )Jika diantara kita tertimpa kesulitan atau musibah, maka hal itu juga akan memberatkan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau sangat menjaga ummatnya dengan tuntunan-tuntunan mulia beliau agar terjauhkan dari segala kesulitan baik di dunia atau di akhirat, begitu juga dengan doa-doa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam untuk ummatnya dari zaman beliau hingga di akhir zaman, serta dengan syafaat kubra kelak di hari kiamat. Inilah indahnya nabi kita, yang paling peduli kepada kita, di saat semua kekasih kita melupakan kita, orang-orang yang mencintai kita akan meninggalkan dan melupakan kita jika mereka bukanlah termasuk orang-orang yang shalih, namun nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan pernah melupakan ummatnya selama mereka masih mengakui kalimat syahadat :
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهَ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله
“ Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah”Meskipun barangkali diantara mereka masih ada yang akan melewati kehidupan yang sulit kelak di akhirat, namun kesulitan itu tidak akan abadi karena semua kesulitan ummat ini akan berakhir dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita berharap agar semua kesulitan kita di dunia dan di akhirat termudahkan dengan syafaat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di majelis yang mulia ini, majelis kecintaan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam karena majelis ini tidak kita buka dan tidak kita tegakkan kecuali untuk menuntun ummat menuju cinta kepada Allah subhanahu wata’ala dan kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, oleh sebab itu majelis ini diberi nama dengan “Majelis Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam” , serta untuk menuntun ummat menuju kebahagiaan dan keluhuran dengan bersatu dalam satu barisan bersama para salafusshalih, para muqarrabin, para awliyaa’ dan para syuhadaa’ dan shalihin dan bersama pemimpin seluruh orang-orang yang mulia, pemimpin semua manusia sejak zaman nabi Adam As, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dimana seluruh alam semesta mengenal dan mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali para pendosa dari kalangan manusia dan jin yang tidak mengenal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Shahihul Bukhari dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda seraya menunjuk kepada gunung Uhud :
إِنَّ أُحُدًا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ
“ Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang mencintai kami, dan kami pun mencintainya”Gunung Uhud hanyalah tumpukan batu namun ternyata juga mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan cintanya dijawab oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, maka terlebih lagi cinta kita kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam seharusnya melebihi cinta gunung Uhud itu, dan kepedulian kita terhadap beliau dan dakwah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam akan berganti dengan cinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita, serta limpahan anugerah dari Allah subhanahu wata’ala berupa kemuliaan-kemuliaan yang Allah berikan untuk kita dalam kehidupan dunia yang dari sana akan muncul kemuliaan dalam kehidupan akhirat kelak, insyaallah.
Dan layak kita fahami bahwa dalam kehidupan ini, kita telah mendapatkan anugerah besar yang berupa kalam Allah subhanahu wata’ala, yaitu Al qur’anul Karim yang merupakan surat kasih sayang Allah yang menuntun kita untuk mencintai dan dicintai Allah subhanahu wata’ala yang dibawa oleh sang pembawa Al qur’an sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana Al quran itu berisi kalimat-kalimat suci dari Allah subhanahu wata’ala yang layaknya menerangi hari-hari dalam kehidupan kita, layaknya menerangi bibir kita, layaknya menerangi rumah-rumah kita, dan selayaknya menerangi jiwa-jiwa kita. Namun saat ini lihatlah bagaimana keadaan rumah-rumah kita, barangkali di sebagian rumah telah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tidak terdengar suara lantunan kalimat-kalimat Allah dibacakan, tidak ada orang yang membaca Al qur’an di dalamnya, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اَلْبَيْتَ الَّذِيْ يُقْرَأُ فِيْهِ اْلقَرْآنُ يَتَرَاءَى لِأَهْلِ
السَّمَاءِ كَمَا تَتَرَاءَى النُّجُوْمُ لِأَهْلِ اْلأَرْضِ
“ Sesungguhnya rumah yang didalamnya dibacakan Al quran maka
akan terlihat oleh penduduk langit (malaikat) sebagaimana terlihatnya
bintang-bintang oleh penduduk bumi”Rumah-rumah yang didalamnya dibacakan Al qur’an tampak terang benderang oleh penduduk langit, maka bagaimanakah keadaan rumah-rumah kita, apakah terlihat gelap seperti gelapnya malam, ataukah terlihat berpijar seperti bintang dan terlihat indah dari langit oleh para malaikat Allah. Maka terangilah rumah-rumah kita dengan Al qur’an, terangilah bibir-bibir kita dengan kalimat-kalimat Allah subhanahu wata’ala.
Alhamdulillah di majelis ini kita telah membuka Halaqaturrasul yang ditujukan untuk mereka yang ingin membaca Al qur’an secara berkelompok, dimana membaca Al qur’an sendiri pun hal itu adalah baik, namun jika membacanya secara berkelompok bersama dengan orang lain maka kemuliaan yang didapati pun akan bertambah banyak, dimana setiap orang akan menjadi pengajar, pelajar, pendengar dan pembaca Al qur’an. Seseorang akan menjadi sebagai pelajar, karena ketika ia membaca Al qur’an dan dalam bacaannya terdapat kesalahan maka orang lain akan membenarkan bacaannya, maka dari pembetulan itu ia telah belajar. Dan ia disebut sebagai pengajar ketika ia membetulkan bacaan orang lain yang salah atau kurang tepat, serta disebut pula sebagai pendengar ketika seseorang mendengarkan orang lain membaca sehingga pendengarannya mendapatkan cahaya dari bacaan itu, dan disebut sebagai pembaca ketika seseorang mendapatkan bagian untuk membaca sehingga bercahayalah bibirnya dengan bacaan tersebut, dan hal itu merupakan hal yang sangat agung di sisi Allah subhanahu wata’ala, demikianlah tujuan dari dibentuknya Halaqaturrasul ini sebagaimana yang diinstruksikan oleh guru mulia kita untuk dimakmurkan di Majelis Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa sebaik-baik manusia yang berjalan di atas bumi adalah para pengajar Al qur’an, dimana jika ia mengatakan kepada seorang anak kecil untuk mengucapkan بسم الله الرحمن الرحيم kemudian anak itu mengucapkannya, maka Allah akan menentukan untuk anak itu, dan orang yang mengajarnya serta untuk kedua orang tua anak itu pembebasan dari api neraka. Maka terlebih lagi jika yang diajarkan adalah Al qur’an hingga khatam, seperti pembacaan Al qur’an secara berkelompok yang didalamnya tercakup pembelajaran dan pengajaran Al qur’an.
Barangkali hari-hari kita terlewatkan dan pendengaran dan pengucapan kita ada pada hal-hal yang tidak diridhai Allah, bagaimana keadaan bibir kita, telinga kita, pengucapan kita dan pendengaran kita akan hal-hal yang diridahi Allah subhanahu wata’ala. Seberapa banyak kita mendengar atau membaca kalimat-kalimat Allah yang begitu indah, dan seberapa banyak kita mengucapkan dan mendengarkan kalimat-kalimat selain Al qur’an, seberapa peduli kita akan kalimat-kalimat Allah dan seberapa peduli kita terhadap selain Al qur’an. Mungkin banyak dari sebagian rumah-rumah kita yang jauh dari cahaya Al qur’an Al Karim, namun sebagian dari kita telah menata waktu dalam setiap harinya, misalnya ketika berada di rumah pada jam sekian akan acara ini dan itu di Tv maka aku harus mendengarkannya dan yang lainnya, kesemuanya ditata dengan tertib agar tidak terlewatkan padahal hal-hal tersebut hanyalah kefanaan yang sia-sia dan tiada akan menuntun kepada keluhuran namun barangkali menuntun kepada kehinaan. Akan tetapi adakah seseorang yang peduli untuk mengatur waktunya pada jam tertentu untuk membaca Al qur’an?, sebagaimana waktu sebelum masuk waktu subuh sangat dianjurkan untuk membaca Al qur’an, begitu pula sebelum terbitnya matahari dan setelah terbenamnya matahari, bahkan di waktu kapanpun dan dimana pun disunnahkan untuk membaca Al qur’anul Karim, kecuali di tempat-tempat yang hina seperti kamar mandi dan lainnya. Maka terangilah waktu-waktu kita dengan cahaya Al qur’an, yang mana Al quran adalah kalam Allah subhanahu wata’ala yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ingatlah bahwa Allah subhanahu wata’ala menciptakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebagai lambang cinta Allah subhanahu wata’ala, lambang kasih sayang Allah subhanahu wata’ala terhadap hamba-hambaNya, dan dengan kasih sayang itu Allah memberikan kenikmatan di dunia kepada semua manusia yang beriman atau pun yang tidak beriman, dan terdapat pula kasih sayang dan kelembutan yang hanya diberikan kepada manusia yang beriman kelak di akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari bahwa ketika Allah subhanahu wata’ala telah selesai membangun ‘arsy dan seluruh alam semesta, kemudian Allah menuliskan di atas ‘arasy :
إِنَّ رَحْمَتِيْ تَغْلِبُ غَضَبِيْ
“ Sesungguhnya rahmatKu (kasih sayang) mengalahkan kemurkaanKu”Oleh sebab itu layaklah jika para shalihin dan para wali Allah dan orang-orang yang beriman sangat mencintai dan rindu kepada Allah subhanahu wata’ala lebih dari kecintaan mereka kepada selain Allah subhanahu wata’ala. Syaikh Ibrahim Al Khawwas Ar dalam kitab Ihyaa’ Ulumuddin sambil memegang dadanya dan mengalir air matanya beliau berkata :
وَاشَوْقَاهْ لِمَنْ يَرَانِيْ وَلاَ أَرَاهُ
“ Sungguh rindunya aku pada Yang melihatku (Allah) dan aku tidak melihatNya”Dan kerinduan orang-orang shalih seperti mereka ditumpahkan dalam munajat yang sangat agung dan sering kita dengar, yaitu :
اَللّهُمَّ ارْزُقْنَا النَّظَرَ إِلَى وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ
“ Ya Allah limpahkanlah rizeki kepada kami untuk memandang dzatMu yang mulia”Ketika kita telah mencintai Allah subhanahu wata’ala, maka kita haruslah menyayangi hamba-hamba yang telah diciptaNya, diantara meraka adalah keluarga, kerabat kita, tetangga dan teman-teman kita, dan yang lainnya. Orang yang menyayangi segenap ummat Islam dengan menginginkan untuk tidak datang musibah atas mereka, maka ia adalah pemilik jiwa yang sama dengan jiwa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, satu pemikiran dan satu niat dengan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau senantiasa berdoa untuk ummatnya agar terjauhkan dari segala musibah.
Semoga Allah subhanahu wata’ala menjauhkan musibah dari kita dan semua ummat ini, serta mengabulkan segala hajat kita dan semua hajat ummat ini, Ya Rahman Ya Rahiim permudahlah segala kesulitan dan bukalah segala pintu keluhuran, angkatlah segala penghalang kami untuk mencapai kemuliaan, keluhuran, dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Wahai Yang Maha Memiliki dunia dan akhirat dan kebahagiaannya limpahkanlah kepada kami kebahagiaan di dunia dan akhirat dan jauhkan kami dari api neraka…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-samaيَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Mandi Tujuh Sumur Sunnah Rasulullah SAW Senin, 12 Maret 2012
عن عائشة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : بَعْدَمَا دَخَلَ بَيْتَهُ وَاشْتَدَّ وَجَعُهُ هَرِيقُوا
عَلَيَّ مِنْ سَبْعِ قِرَبٍ لَمْ تُحْلَلْ أَوْكِيَتُهُنَّ لَعَلِّي
أَعْهَدُ إِلَى النَّاسِ وَأُجْلِسَ فِي مِخْضَبٍ لِحَفْصَةَ زَوْجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ طَفِقْنَا نَصُبُّ
عَلَيْهِ تِلْكَ حَتَّى طَفِقَ يُشِيرُ إِلَيْنَا أَنْ قَدْ فَعَلْتُنَّ
ثُمَّ خَرَجَ إِلَى النَّاسِ
(صحيح البخاري)
Dari Aisyah ra berkata, sabda Rasulullah saw: "Ketika Nabi
saw telah masuk ke dalam rumah dan sakit beliau semakin parah , beliau
bersabda: "Siramkan air kepadaku dari tujuh geriba yang belum dilepas
ikatannya, sehingga aku dapat memberi pesan kepada orang-orang".
Kemudian nabi saw didudukkan di dalam ember besar milik Hafsah, istri
Nabi SAW maka kami segera menyiramkan air kepada beliau hingga beliau
memberi isyarat kepada kami, bahwa kalian(istri-istri Rasulullah SAW)
telah melakukannya, setelah itu beliau keluar menemui orang-orang."
(Shahih Bukhari)Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ
قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Maha bercahaya dan membagi-bagikan cahaya kenikmatan dan
kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman serta menyiapkan kebahagiaan yang
kekal di surga untuk hamba-hamba yang mengabdi kepada-Nya, menyiapkan
pengampunan untuk setiap kesalahan sehingga tiada dosa yang tidak
terampuni oleh pengampunan Ilahi, semua dosa dan kesalahan diampuni oleh
Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana makna sebuah hadits Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa semua dosa diampuni oleh Allah
subhanahu wata’ala kecuali dosa syirik, yaitu menyembah kepada selain
Allah, namun maksud dari hadits tersebut adalah bahwa syirik termasuk
dosa yang tidak diampuni oleh Allah jika seseorang wafat dalam keadaan
itu dan belum bertobat atau kembali kepada Islam dan menyembah Allah
semata, namun jika ia bertobat dan kembali kepada Islam maka dosanya
diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala. Jadi pada hakikatnya semua dosa
diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala, namun terdapat orang-orang yang
meninggal dalam keadaan masih membawa dosa dan belum memohon pengampunan
kepada Allah maka ia akan mendapat pencucian dosa ketika dalam keadaan
sakaratul maut atau ketika ia berada di dalam kuburnya atau di dalam
neraka namun pencucian dosa tersebut tidaklah abadi. Karena semua
manusia yang mengakui dan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
nabi Muhammad utusan Allah maka ia akan sampai ke surga Allah meskipun
di waktu yang terlambat dan sangat lama, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa seseorang
yang mengucapkan “Laa ilaaha illaa Allah” tulus dari dalam hatinya maka
Allah subhanahu wata’ala mengharamkannya dari api neraka. DanRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
حَرَّمَ اللهُ عَلَى النَّارِ أَنْ تَأْكُلَ أَثَرَ السُّجُوْدِ
“ Allah subhanahu wata’ala telah mengharamkan api neraka untuk memakan bekas sujud (anggota-anggota sujud)”Adapun anggota sujud itu adalah dahi, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki. Maka anggota yang digunakan untuk bersujud kepada Allah tidak akan disentuh oleh api neraka, karena Allah telah mengharamkan api neraka untuk menyentuh bekas anggota yang digunakan untuk bersujud. Jika anggota tubuh yang bersujud telah Allah haramkan api neraka untuk menyentuhnya, maka terlebih lagi jika yang bersujud (tunduk kepada Allah) adalah hati, maka sungguh ia akan terhindar dari api neraka dan seluruh siksaan, itulah makna daripada kalimat “Laa ilaaha illallah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
مَن اغْبرَّتْ قَدمَاهُ في سبيل اللَّهِ حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلى النَّارِ
“ Barangsiapa yang kedua kakinya berdebu (karena berjalan) di jalan Allah, maka Allah mengharamkannya dari api neraka”Demikianlah amalan-amalan yang sangat mudah akan terus dan senantiasa menjauhkan seorang hamba dari siksa api neraka . Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al qur’an, yang menjelaskan keadaan hamba-hamba yang selalu berdosa dan bermaksiat kepada Allah, dan disaat sel-sel kulit mereka bersaksi atas dosa-dosa mereka, maka mereka bertanya kepada kulit mereka mengapa ia bersaksi atas dosa-dosa mereka padahal kulit itu bersatu dengan mereka, sebagaimana firman-Nya:
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنْطَقَنَا
اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ
وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
( فصلت : 21 )
“Dan mereka berkata kepada kulit mereka: Mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang
menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai
(pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama
dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. ( QS. Fusshilat : 21 )Maka berusahalah untuk selalu menjaga diri kita dari perbuatan dosa, dan jika terjebak dalam suatu perbuatan dosa maka segera memohon perlindungan dan pengampunan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا، وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ
أَثْقَالَهَا، وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا، يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ
أَخْبَارَهَا، بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا، يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ
النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ، فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ
ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
( الزلزلة : 1- 8 )
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang
dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)
nya, dan manusia bertanya: "Mengapa bumi (jadi begini)?", pada hari itu
bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah
memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia ke
luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barang siapa
yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah
pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” ( QS. Az Zalzalah :
1-8 )Para ahli tafsir menjelaskan bahwa di hari kiamat bumi akan memuntahkan segala pendamannnya, dan jasad yang telah hancur dan menjadi tulang belulang akan ditumbuhkan kembali oleh Allah subhanahu wata’ala sebagaimana Allah menumbuhkan jasad dari sebuah sel mani, bumi memuntahkannya karena jasad-jasad para pendosa itu memberatkan bumi, maka jasad-jasad itu dikeluarkan oleh bumi untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala di padang Mahsyar. Maka ketika melihat kejadian itu manusia kaget dan kebingungan, dimana ketika itu bumi memuntahkan semua manusia yang pernah hidup dari zaman nabi Adam AS hingga manusia yang terakhir hidup hingga hari kiamat. Di hari itu bumi menceritakan seluruh riwayat hidup setiap manusia, dari perbuatan baik dan perbuatan jelek mereka selama mereka hidup di atas bumi, karena perintah Allah kepada bumi untuk menyingkap seluruh kejadian yang ia saksikan atas manusia yang pernah hidup di muka bumi. Di saat itu manusia berdesakan untuk melihat amalan-amalan mereka, karena setiap huruf yang keluar dari bibir seorang hamba, setiap hal apa yang ia dengar atau ia lihat, akan mereka dapatkan balasannya, maka beruntunglah hamba yang memperbanyak istighfar dan berdzikir. Maka amalan baik sekecil apapun pasti akan didapati balasannya, begitu juga sebaliknya perbuatan sekecil apapun akan didapati balasannya. Semua amal perbuatan kita akan kita lihat balasannya kelak di hari kiamat, maka beruntunglah orang yang memperbanyak istighfar memohon pengampunan dosa serta memperbanyak ibadah untuk menutup dosa-dosanya. Dalam sebuah riwayat di Shahih Al Bukhari disebutkan ketika seorang pemuda datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan menangis dan berkata bahwa ia telah banyak melakukan dosa dan merasa bahwa ia tidak akan mungkin mendapatkan pengampunan Allah subhanahu wata’ala, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya diam dan tidak menjawabnya, maka Allah subhanahu wata’ala Yang Menjawab dengan firman-Nya:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
(هود : 114 )
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk”. ( QS. Huud : 114 )Jika kita merasa telah banyak melakukan dosa maka perbanyaklah berbuat kebaikan, dan banyak cara untuk hal ini seperti bersedekah, melakukan shalat sunnah, berdzikir, bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, berbakti kepada kedua orang tua baik mereka muslim atau pun non muslim maka seseorang haruslah tetap berbakti kepada keduanya, namun tidak mengikuti apa yang mereka sembah dari selain Allah. Dan jika seandainya orang tua kita adalah orang yang dhalim, fasiq seperti peminum arak, penjudi, atau pezina dan lainnya maka janganlah mereka dibenci, karena mereka yang bertanggung jawab di hadapan Allah subhanahu wata’ala, sedangkan kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban akan perbuatan mereka, namun kita senantiasa mengingatkan mereka semampunya dengan sopan santun dan cara yang baik, adapun jika kita mengahardiknya maka kita akan mendapat dosa sebagai anak yang durhaka terhadap orang tua, dan jika hal ini terjadi maka keduanya (anak dan ayah) sama-sama berada dalam kedhaliman, maka tetaplah berbuat baik terhadap orang tua yang fasiq, namun senantiasa berusaha semampunya untuk mengajaknya kepada hal-hal yang baik.
Selanjutnya kita bahas hadits yang kita baca tadi, dimana hadits tersebut menjadi dalil atas orang-orang yang membantah bahwa mandi dengan 7 macam air adalah merupakan adat yang syirik. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sakitnya mulai parah, beliau meminta air dari 7 buah girbah untuk membasuh tubuh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, girbah adalah sebuah kantong air yang terbuat dari kulit kambing yang salah satu sisinya dijahit dan sisi yang lainnya diikat, yang mana jika girbah itu tertiup angin maka air di dalam girbah itu akan menjadi dingin. Dalam hal ini Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany dalam Fath Al Baari bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan bahwa ada sebuah riwayat dari Al Imam Thabrani menjelaskan bahwa yang diminta oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah air dari 7 Gerbah akan tetapi air dari 7 sumur, namun dalam riwayat Shahih Al Bukhari adalah air dari 7 girbah. Akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa mandi dengan air dari 7 sumur bukanlah adat-adat kejawen yang menyimpang dari syariat Islam, namun mandi dari air yang berasal dari 7 sumur adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal tersebut bukanlah hal yang syirik atau bid’ah, akan tetapi orang yang tidak memahaminya mengatakan bahwa hal itu adalah syirik dan bid’ah. Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa maksud daripada mandi dengan 7 macam air atau dari 7 sumur yang berbeda atau 7 sumber air yang berbeda adalah sebagaimana manusia diciptakan dari air dan tanah, maka air yang keluar dari tanah yang diambil dari 7 macam atau 7 wilayah yang berbeda maka hal itu membawa kesembuhan untuk tubuh, karena sebagaimana hadits tadi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berobat dengan 7 macam air atau 7 gerbah yang berbeda. Banyak hal-hal yang harus kita fahami yang mana banyak kelompok orang yang menentang dan menyelewengkannya, sehingga mengatakan sesuatu yang sunnah sebagai hal yang bid’ah dan lain sebagainya. Sedikit akan saya jelaskan, sebagaimana ada sebagian orang yang menentang saya bahkan mereka memaparkannya dalam sebuah website khusus yang diantaranya “Penyelewengan Habib Munzir tehadap ucapan Al Imam Syafii”, mereka mengatakan bahwa dalam tulisan aslinya Al Imam Syafii berkata bahwa makruh hukumnya membangun masjid di samping kuburan , padahal Al Imam Syafii mengatakan hal tersebut makruh jika bertujuan untuk fakhr (membangga-banggakan) akan tetapi jika bertujuan untuk memuliakan orang shalih yang ada disitu maka hal tersebut merupakan hal yang sunnah, namun ucapan ini tidak mereka sebutkan, mereka hanya menyebutkan perkataan Al Imam Syafii yang memakruhkan membangun masjid di samping kuburan. Adapun makruh secara bahasa bermakna “dibenci”, sedangkan secara syar’i adalah suatu perbuatan yang jika dikerjakan tidak mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan mendapatkan pahala. Akan tetapi ucapan Al Imam As Syafi’I menunjukkan bahwa membangun masjid di sebelah kuburan para shalihin karena memuliakan mereka atau bertabarruk kepada mereka bukanlah hal yang diharamkan. Al Imam An Nawawi memperjelas dalam Syarah Nawawiyah ‘alaa Shahih Muslim bahwa membangun masjid di sebelah perkuburan para shalihin adalah sesuatu yang dianjurkan dengan syarat tidak menjadikan kiblat ke arah perkuburan itu dan tidak menjadikan kuburan tersebut terinjak-injak oleh orang-orang yang melakukan shalat di masjid tersebut, namun yang dilarang adalah jika menjadikan masjid di atas kuburan sehingga orang yang melakukan shalat di masjid tersebut akan menginjak kuburan itu. Kita ketahui bahwa kuburan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga berada di dalam masjid, namun tidak terinjak oleh orang yang berada di dalam masjid karena terdapat batas-batas yang sangat jelas sehingga kita tidak melintasinya apalagi menginjaknya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Mutiara-mutiara keridhaan Ilahi senantiasa menawarkan kasih sayangNya kepada kita, kelembutan-Nya tidak pernah sirna, Yang mana telah berfirman dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari :
إِنَّ عَبْدًا أَصَابَ ذَنْبًا -وَرُبَّمَا قَالَ أَذْنَبْتُ ذَنْبًا-
فَقَالَ رَبِّ أَذْنَبْتُ -وَرُبَّمَا قَالَ أَصَبْتُ- فَاغْفِرْ لِى
فَقَالَ رَبُّهُ أَعَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ
وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِيَ. ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ
ثُمَّ أَصَابَ ذَنْبًا أو أَذْنَبَ ذَنْبًا، فَقَالَ رَبِّ أَذْنَبْتُ
-أَوْ أَصَبْتُ- ذَنْبًا آخَرَ فَاغْفِرْ لِى. فَقَالَ أَعَلِمَ عَبْدِى
أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ
لِعَبْدِيْ، ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْبًا -
وَرُبَّمَا قَالَ أَصَابَ ذَنْبًا -قَالَ رَبِّ أَصَبْتُ- أَوْ أَذْنَبْتُ-
ذَنْبًا آخَرَ فَاغْفِرْ لِى فَقَالَ أَعَلِمَ عَبْدِى أَنَّ لَهُ رَبًّا
يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ غَفَرْتُ لِعَبْدِى – ثلاثا-
فَلْيَعْمَلْ مَا شَاءَ
“ Sesungguhnya ada seorang hamba yang melakukan dosa, kemudian
ia berkata : “Wahai Tuhanku, aku telah berdosa maka ampunilah aku”, maka
Allah berfirman : “Tahukah hamba-Ku ini bahwa ia mempunyai Tuhan Yang
mengampuni dosa, maka Aku mengampuni hambaKu”. Kemudian hamba itu
berhenti berbuat dosa sesuai dengan kehendak Allah, setelah itu hamba
tersebut berbuat dosa kembali, kemudian ia berkata : “Wahai Tuhanku, aku
telah berdosa maka ampunilah aku”, maka Allah berfirman : “Tahukah
hamba-Ku ini bahwa ia mempunyai Tuhan Yang mengampuni dosa, maka Aku
mengampuni hambaKu”. Kemudian hamba itu berhenti berbuat dosa sesuai
dengan kehendak Allah, setelah itu hamba tersebut berbuat dosa kembali,
kemudian ia berkata : “Wahai Tuhanku, aku telah berdosa maka ampunilah
aku”, maka Allah berfirman : “Tahukah hamba-Ku ini bahwa ia mempunyai
Tuhan Yang mengampuni dosa, maka Aku mengampuni hambaKu”, maka
lakukanlah apa yang ia mau”.Demikian indahnya Rabbul ‘alamin, Yang Maha Baik dan Maha Sempurna yang melimpahakan kasih sayang dan kenikmatan kepada yang beriman atau pun yang tidak beriman, inilah rahasia kelembutan ilahi yang tidak akan kita temukan pada semua makhluk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa tidak ada yang lebih bersabar dari Allah subhanahu wata’ala, dimana hamba-hambaNya selalu bermaksiat kepadaNya namun Dia senantiasa menanti tobat hamba-hambaNya.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-samaيَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
majelis rasulullah
Buat Sahabat Majelis
yang suka dengan artikel saya, silahkan Sahabat Majelis share di mana
saja Sahabat Majelis suka (blog, facebook, twitter dll). Namun, bila
berkenan mohon cantumkan link sumber dari artikel yang Sahabat Majelis
share (copy/paste). Mari kita bantu dakwah Nabi Muhammad Saw, dengan
berbagi informasi yang bermanfaat. Terima kasih,,
Read more at: http://syiarmajelis.blogspot.com/2012/04/jadwal-majelis-rasulullah-saw-bulan.html
Copyright syiarmajelis.blogspot.com
Read more at: http://syiarmajelis.blogspot.com/2012/04/jadwal-majelis-rasulullah-saw-bulan.html
Copyright syiarmajelis.blogspot.com
Selasa, 24 April 2012
ini bikinan gw
Gw Cka Group nie!!................░░░░░░░░░ ░░░░░░░░░░░░█████████ ░░███████░░░░░░░░░░███▒▒▒▒▒▒▒▒ ███ ░░█▒▒▒▒▒▒█░░░░░░░███▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒▒███ ░░░█▒▒▒▒▒▒█░░░░██▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒▒▒▒▒██ ░░░░█▒▒▒▒▒█░░░██▒▒▒▒▒██▒▒▒▒▒▒█ █▒▒▒▒▒███ ░░░░░█▒▒▒█░░░█▒▒▒▒▒▒████▒▒▒▒██ ██▒▒▒▒▒▒██ ░░░█████████████▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒▒▒▒▒▒▒██ ░░░█▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒█▒▒▒▒▒▒▒▒▒█▒▒▒ ▒▒▒▒▒▒▒▒██ ░██▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒█▒▒▒██▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒██▒▒▒▒██ ██▒▒▒███████████▒▒▒▒▒██▒▒▒▒▒▒▒ ▒██▒▒▒▒▒██ █▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒█▒▒▒▒▒▒███████ █▒▒▒▒▒▒▒██ ██▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒█▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒▒▒▒▒▒██ ░█▒▒▒███████████▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒▒▒▒██ ░██▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒████▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒ ▒▒▒▒█ ░░████████████░░░█████████████ ████
Al-Masjid al-Nabawī (Arabic: المسجد النبوي [ʔælˈmæsdʒɪd ænnæbæwiː], "Mosque of the Prophet"), often called the Prophet's Mosque, is a mosque built by the Islamic prophet Muhammad situated in the city of Medina. It is the second holiest site in Islam (the first being the Masjid al-Haram in Mecca). It was the second mosque built in history and one of the largest mosques in the world. After an expansion during the reign of al-Walid I, it also now incoporates the site of the final resting place of Muhammad and early Muslim leaders Abu Bakr and Umar.[1]
The site was originally adjacent to Muhammad's house; he settled there after his Hijra (emigration) to Medina. He himself shared in the heavy work of construction. The original mosque was an open-air building. The basic plan of the building has been adopted in the building of other mosques throughout the world.
The mosque also served as a community center, a court, and a religious school. There was a raised platform for the people who taught the Quran. In 1909, it became the first place in the Arabian Peninsula to be provided with electrical lights.[2] The mosque is under the control of the Custodian of the Two Holy Mosques.
One of the most notable features of the site is the Green Dome over the center of the mosque, originally Aisha's house, where the tomb of Muhammad is located. It is not exactly known when the green dome was constructed but manuscripts dating to the early 12th century describe the dome. It is known as the Dome of the Prophet or the Green Dome.[3] Subsequent Islamic rulers greatly expanded and decorated it.
The site was originally adjacent to Muhammad's house; he settled there after his Hijra (emigration) to Medina. He himself shared in the heavy work of construction. The original mosque was an open-air building. The basic plan of the building has been adopted in the building of other mosques throughout the world.
The mosque also served as a community center, a court, and a religious school. There was a raised platform for the people who taught the Quran. In 1909, it became the first place in the Arabian Peninsula to be provided with electrical lights.[2] The mosque is under the control of the Custodian of the Two Holy Mosques.
One of the most notable features of the site is the Green Dome over the center of the mosque, originally Aisha's house, where the tomb of Muhammad is located. It is not exactly known when the green dome was constructed but manuscripts dating to the early 12th century describe the dome. It is known as the Dome of the Prophet or the Green Dome.[3] Subsequent Islamic rulers greatly expanded and decorated it.
Senin, 23 April 2012
Tasyakuran Pahlawan Nasional
JAKARTA - Jauh-jauh hari sebelum pemerintah
menetapkan Buya Hamka, Syafruddin Prawiranegara dan KH Idham Chalid
sebagai pahlawan nasional, kalangan MUI sudah menganggap mereka
pahlawan.
"Sebelum pemerintah menetapkan, mereka sudah kami anggap sebagai pahlawan, karena patut menjadi tauladan bagi umat. Karya dan pemikiran mereka mencerahkan umat, dan tidak pernah perbuatan mereka mencoreng umat," kata Ketua MUI KH Ma'ruf Amin dalam acara Tasyakuran Pahlawan Nasional Hamka, Syafruddin dan Idham di Kantor MUI Jl Pr
"Sebelum pemerintah menetapkan, mereka sudah kami anggap sebagai pahlawan, karena patut menjadi tauladan bagi umat. Karya dan pemikiran mereka mencerahkan umat, dan tidak pernah perbuatan mereka mencoreng umat," kata Ketua MUI KH Ma'ruf Amin dalam acara Tasyakuran Pahlawan Nasional Hamka, Syafruddin dan Idham di Kantor MUI Jl Pr
wahi saudara ku
wAhaI
saUdAra_Qw..ktIKa Ibu_m0e trtdr l'lap,,c0ba'lh engkAu pNdaNgi dIri'y
dalaM" daN byANgkaN aphabILa matA'y taQ akAN tRbukA lagi u/c'lma-lma'y..
pZty d'saat ithu eNgkau akN mNetEzkAN aEr mAta,,nMun sAat ithu taNgaN Ibu_m0e tX akN mMpu lg uNtuQ mngUsap aEr mtA m0e.
taQ akN da lg nAsEhat Ibu_m0e yG dhuLu sRINg kALI eNgkau abaIkaN.
KtkA Ibu_m0e sdh tiada lg ksdraN,mncuL dLm bENak_m0e,,lalu hatI m0...
Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas (Bungur) Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas, beliau lebih dikenal dengan sebutan Habib Ali Bungur. Beliau merupakan rantai jaringan Ulama Betawi sampai sekarang ini. Beliau memiliki jasa yang sangat besar dalam menorehkan jejak langkah dakwah dikalangan masyarakat Betawi. Beliau menjadi rujukan umat di zamannya, Al-Habib Salim bin Jindan mengatakan bahwa Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas dan Al-Habib Ali Kwitang bagaikan kedua bola matanya, dikarekan keluasan khazanah keilmuan kedua habib itu. Silsilah beliau adalah : Al-Habib Ali bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husein bin Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Mauladawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammmad Sahib Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-‘Uraidhi bin Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Ali Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam. Beliau lahir di Huraidhah, Hadramaut, pada tanggal 1 Muharram 1309 H, bertepatan dengan 1889 M. semenjak usia 6 tahun beliau belajar berbagai ilmu keislaman pada para ulama dan auliya yang hidup di Hadramaut saat itu, sebagaimana jejak langkah generasi pendahulunya, seelah mendalami agama yang cukup di Hadramaut, pada tahun 1912 M beliau pergi ke tanah suci unuk menunaikan haji serrta berziarah ke makam datuknya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam di Madinah. Disana beliau menetap di Makkah. Hari-hari beliau dipergunakan untuk menimba ilmu kepada para ulama yang berada di Hijaz. Setelah 4 tahun (tak banyak sejarawan yang menulis bagaimana perjalanan beliau hingga kemudian tiba di Jakarta) setelah menetap di Jakarta, beliau berguru kepada para ulama yang berada di tanah air,diantaranya : Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas (Empang-Bogor), Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas (Pekalongan) dan Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya), Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso).
Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas, beliau lebih dikenal dengan sebutan
Habib Ali Bungur. Beliau merupakan rantai jaringan Ulama Betawi sampai
sekarang ini. Beliau memiliki jasa yang sangat besar dalam menorehkan
jejak langkah dakwah dikalangan masyarakat Betawi. Beliau menjadi
rujukan umat di zamannya, Al-Habib Salim bin Jindan mengatakan bahwa
Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas dan Al-Habib Ali Kwitang bagaikan
kedua bola matanya, dikarekan keluasan khazanah keilmuan kedua habib
itu. Silsilah
beliau adalah : Al-Habib Ali bin Husein bin Muhammad bin Husein bin
Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husein bin Al-Imam Al-Qutub Al-Habib
Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin
Abdurrahman Assegaf bin Mauladawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghuyyur bin
Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammmad Sahib Mirbath bin
Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-‘Uraidhi bin
Ja’far Ash-Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein
bin Ali bin Ali Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasalam. Beliau
lahir di Huraidhah, Hadramaut, pada tanggal 1 Muharram 1309 H,
bertepatan dengan 1889 M. semenjak usia 6 tahun beliau belajar berbagai
ilmu keislaman pada para ulama dan auliya yang hidup di Hadramaut saat
itu, sebagaimana jejak langkah generasi pendahulunya, seelah mendalami
agama yang cukup di Hadramaut, pada tahun 1912 M beliau pergi ke tanah
suci unuk menunaikan haji serrta berziarah ke makam datuknya Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasalam di Madinah. Disana beliau menetap di Makkah.
Hari-hari beliau dipergunakan untuk menimba ilmu kepada para ulama yang
berada di Hijaz. Setelah 4 tahun (tak banyak sejarawan yang menulis
bagaimana perjalanan beliau hingga kemudian tiba di Jakarta) setelah
menetap di Jakarta, beliau berguru kepada para ulama yang berada di
tanah air,diantaranya : Al-Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas
(Empang-Bogor), Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas
(Pekalongan) dan Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya),
Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso).
Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi (Surabaya
Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi lahir di kota Khola’ Rasyid,
Hadramaut, pada tahun 1265 H. Ayah beliau, Al-Imam Al-‘Arifbillah
Al-habib Idrus bin Muhammad Al-Habsyi telah dahulu datang ke Indonesia
untuk berdakwah. Beliau wafat dan di makamkan di kota CIrebon. Sedangkan
ibu beliau di asuh oleh pamannya, Al-Habib Sholeh bin Muhammad
Al-Habsyi. Sejak itu beliau besar dalam didikan pamannya. Sang paman
inilah yang membentuk jiwa dan kepribadian Habib Muhammad bin Idrus
Al-Habsyi.
Pada mudanya, Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi giat dalam menuntut
ilmu. Walaupun usianya masih muda, beliau mampu dengan mudah menguasai
dan memahaminya. Berbagai ilmu agama yang beliau dapatkan dari para
ilama dan auliya’, diantaranya ilmu tafsir, hadis dan fikih. Para
gurunya telah menyaksikan ketaqwaan dan kedudukan beliau sebagai seorang
yang tak kenal lelah dalam mengamalkan ilmunya.
Salah seorang auliya’ Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Ali bin Muhammad
Al-Habsyi (Shahib Maulid Simtudurrar) telah mengutarakan dalam
surat-menyurat beliau : “Sesungguhnya orang-orang berpergian ke
Indonesia untuk bekerja dan mencari harta keduniaan, akan tetapi, putra
kami Habib Muhammad bin Idrus Al-habsyi bekerja untuk Allah, dia
berdakwah untuk mencapai Ash-Shidiqiyyah Al-kubra.” (Tingkat tertinggi
dikalangan Auliya).
Ketika beranjak remaja beliau pergi ke tanah suci untuk menunaikan
obadah haji dan berziarah ke makam datuknya Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam di Madinah. Disana beliau menetap beberapa waktu. Hal
itu dipergunakan oleh beliau untuk menimba ilmu dari para ulama yang
berada di Haramain (Mekkah dan Madinah), diantaranya kepada Al-Imam
Al-habib Husein bin Muhammad Al-Habsy.
Sebagaimana para pendahulunya, beliau berdakwah dari satu daerah ke
daerah yang lain. Dalam setiap kali perjalanannya itu, beliau tidak
bermalam di sebuah tempat yang di singgahi kecuali di tempat tersebut
terdapat Ahlul Bait Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam.
MAJLIS NURUL MUSTHOFA
Majlis Nurul Musthofa adalah saah satu media untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada
tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf. Nurul Musthofa
diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”. Bermula
dari pengajian Al-Qur’an dan Zikir-zikir yang keliling dari
rumah-kerumah.
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang.
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat kepada para Jama’ah.
Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hamper kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-lmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru-guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan mashi banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.
Pada tahun 2005, Majlis nurul Musthofa mengokohkan yayasan “Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI. Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang sdang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008 sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar. Nb : Dukungan dan bantuan do’a kami harapkan dari Jama’ah, Terima Kasih.
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur’an, Zikir-Zikir dan nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang.
Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat kepada para Jama’ah.
Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hamper kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-lmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad.
Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo’idzoh Hasanah oleh guru-guru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan mashi banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.
Pada tahun 2005, Majlis nurul Musthofa mengokohkan yayasan “Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin Ja’far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja’far Assegaf, maka mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI. Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang sdang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008 sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar. Nb : Dukungan dan bantuan do’a kami harapkan dari Jama’ah, Terima Kasih.
Putus asanya syaiton
Putus asanya syaiton terhadap umat Nabi Muhammad SAW
Suatu ketika di zaman Tuan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani,
dikala beliau sedang menuju ke masjid beliau melihat syaiton dalam
keadaan muka yang pucat, badannya yang kurus dan pundaknya yang bengkok,
lalu Tuan Syekh berkata kepada syaiton tersebut , hai syaiton kenapa
muka engkau pucat ?, begini Tuan Syekh aku pucat dikala aku menunggu
orangtua yang sedikit lagi mati dan aku menggodanya agar dia mati dalam
su’ul khotimah, tetapi aku pucat dikala dia membacakan “Yaa Allah biha
Yaa Allah biha Yaa Allah Bi khusnil khotimah” dan aku takut ia mati
khusnul khotimah, karena itulah aku pucat.
Lalu mengapa engkau kurus ?, begini Tuan Syekh aku bangga dan sehat tubuhku bila seorang anak cucu adam dan umat Muhammad dikala ia makan dan minum tidak membaca nama Tuhannya tetapi aku kurus bila ada diantara mereka yang kugoda tetapi setiap ia makan dan minum dia membaca “Bismillahirrahmanirrahiim” , sebab inilah aku menjadi kurus.
Dan mengapa engkau bengkok?, begini Tuan Syekh aku adalah penggoda dan selalu menjadi penggoda, kuberatkan ia untuk shalat, puasa, dan menginggat Allah khususnya ku goda bagi mereka yang muda, kumasuki hawa nafsunya untuk tidak sujud kepada Tuhannya dan tidak mencintai kepada Nabinya, aku merasa terbebani bila ada seorang pemuda yang ku goda langkahnya dan ku goda nafsunya untuk jauh dari ilmu tetapi ia melawannya dan bengkoklah aku dikala ia duduk dimajlis ilmu menyebut-nyebut nama Tuhannya dan menyebut-nyebut nama Muhammad, terbebani aku terbebani seakan aku membawa gunung di pundakku, tapi ingatlah wahai Tuan Syekh jika ia melanggar perintah Allah dan Muhammad Rasulnya ketahuilah bahwa aku adalah sahabat dekatnya dan tidak akan aku biarkan ia bersamamu, maka Tuan Syekh berkata “aku berlindung dari godaan syaiton yang terkutuk”,enyahlah engkau ! maka tertawalah ia (syaiton) lalu pergi
Lalu mengapa engkau kurus ?, begini Tuan Syekh aku bangga dan sehat tubuhku bila seorang anak cucu adam dan umat Muhammad dikala ia makan dan minum tidak membaca nama Tuhannya tetapi aku kurus bila ada diantara mereka yang kugoda tetapi setiap ia makan dan minum dia membaca “Bismillahirrahmanirrahiim” , sebab inilah aku menjadi kurus.
Dan mengapa engkau bengkok?, begini Tuan Syekh aku adalah penggoda dan selalu menjadi penggoda, kuberatkan ia untuk shalat, puasa, dan menginggat Allah khususnya ku goda bagi mereka yang muda, kumasuki hawa nafsunya untuk tidak sujud kepada Tuhannya dan tidak mencintai kepada Nabinya, aku merasa terbebani bila ada seorang pemuda yang ku goda langkahnya dan ku goda nafsunya untuk jauh dari ilmu tetapi ia melawannya dan bengkoklah aku dikala ia duduk dimajlis ilmu menyebut-nyebut nama Tuhannya dan menyebut-nyebut nama Muhammad, terbebani aku terbebani seakan aku membawa gunung di pundakku, tapi ingatlah wahai Tuan Syekh jika ia melanggar perintah Allah dan Muhammad Rasulnya ketahuilah bahwa aku adalah sahabat dekatnya dan tidak akan aku biarkan ia bersamamu, maka Tuan Syekh berkata “aku berlindung dari godaan syaiton yang terkutuk”,enyahlah engkau ! maka tertawalah ia (syaiton) lalu pergi
Sayyidah Nafisah Guru Imam Syafi'i
Sayyidah Nafisah Guru Imam Syafi’i Sayyidah Nafisah adalah putri Hasan al-Anwar bin Zaid bin Hasan bin Ali dan Sayyidah Fathimah az-Zahra', putri Rasululullah Saw. Sayyidah Nafisah dilahirkan di Mekah al-Mukarramah, 11 Rabiul awal 145 H. Pada tahun 150 H, Hasan menjabat sebagai Gubernur Madinah dan ia membawa Sayyidah Nafisah yang baru berusia lima tahun ke Madinah. Di sana Sayyidah Nafisah menghafal Al-Qur'an, mempelajari tafsirnya dan senantiasa menziarahi makam datuknya, Rasulullah Saw. Sayyidah Nafisah terkenal zuhud, berpuasa di siang hari dan bangun di malam hari untuk bertahajud dan beribadah kepada Allah SWT. Sayyidah Nafisah mulai umur enam tahun selalu menunaikan salat fardu dengan teratur bersama kedua orang tuanya di Masjid Nabawi. Sayyidah Nafisah menikah dengan putra pamannya, Ishaq al-Mu'tamin. Pernikahan itu berlangsung pada tanggal 5 Rajab 161 H. Umur Sayyidah Nafisah ketika itu 16 tahun. Ia dikaruniai seorang putra bernama al-Qasim dan seorang putri bernama Ummu Kultsum. Sayyidah Nafisah menunaikan ibadah haji sebanyak tiga puluh kali, sebagian besar ia lakukan dengan berjalan kaki. Hal tersebut dilakukan karena meneladani datuknya, Imam Husain yang pernah mengatakan, "Sesungguhnya aku malu kepada Tuhanku jika aku menjumpai-Nya di rumah-Nya dengan tidak berjalan kaki." Riwayat-riwayat tentang Sayyidah Nafisah kebanyakan dinisbahkan kepada putri saudaranya, Zainab binti Yahya al-Mutawwaj, yang selalu menyertai dan menemaninya sepanjang hidupnya, serta tidak mau menikah karena ingin selalu melayani dan menyenangkannya. Zainab binti Yahya, saat berbicara tentang Sayyidah Nafisah, mengatakan, "Bibiku hafal Al Qur'an dan menafsirkannya, ia membaca Al Qur'an dengan menangis sambil berdo’a, 'Tuhanku, Mudahkanlah untukku berziarah ke tempat Nabi lbrahim as." Sayyidah Nafisah tahu bahwa Nabi Ibrahim adalah datuk para nabi, jadi datuk dari ayahnya juga, Muhammad Saw. Dan Rasulullah Saw mengatakan, "Akulah yang dimaksud dalam do’a Ibrahim as ketika berdo’a, “Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang rasul di antara mereka yang akan membacakan ayat-ayat Mu kepada mereka dan akan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka serta akan membersihkan mereka; sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. al-Baqarah: 129) Hijrah ke Mesir Ketika Sayyidah Nafisah menziarahi makam Nabi Ibrahim as, ia ingin menangis. Lalu ia duduk dengan khusyuk membaca Al-Qur'an surat Ibrahim: 35-37. Hari Penyambutan di Kota al-Arisy Ketika Sayyidah Nafisah datang ke Mesir, usianya 48 tahun. Ia tiba pada hari Sabtu, 26 Ramadan 193 H. Sewaktu orang-orang Mesir mengetahui kabar kedatangannya, mereka pun berangkat untuk menyambutnya di kota al-Arisy, lalu bersama-sama dengannya memasuki Mesir. Sayyidah Nafisah ditampung oleh seorang pedagang besar Mesir yang bernama Jamaluddin 'Abdullah al Jashshash, di rumah ini Sayyidah Nafisah tinggal selama beberapa bulan. Penduduk Mesir dari berbagai pelosok negeri berdatangan ke tempatnya untuk mengunjungi dan mengambil berkah darinya. Nafisah khawatir, hal itu akan menyulitkan pemilik rumah. la pun meminta izin untuk pindah ke rumah yang lain. la kemudian memilih sebuah rumah yang khusus untuknya di sebuah kampung di belakang Mesjid Syajarah ad-Durr di jalan al-Khalifah. Kampung itu sekarang dikenal dengan nama al-Hasaniyyah. Penduduk Mesir yang telah mengetahui rumah baru yang ditempati oleh Sayyidah Nafisah, segera mendatanginya. Nafisah merasa dengan banyaknya orang yang mengunjunginya, benar-benar menyulitkannya untuk beribadah. Ia berpikir untuk meninggalkan Mesir dan kembali ke Madinah. Orang-orang mengetahui rencana Nafisah untuk meninggalkan Mesir. Mereka segera kepenguasa Mesir, as-Sirri bin al-Hakam, dan memintanya agar meminta Sayyidah Nafisah untuk tetap tinggal di Mesir. As-Sirri bin al-Hakam kemudian mendatangi Sayyidah Nafisah. Kepada as-Sirri, Sayyidah Nafisah berkata, Dulu, saya memang ingin tinggal di tempat kalian, tetapi aku ini seorang wanita yang lemah. Orang-orang yang mengunjungiku sangat banyak, sehingga menyulitkanku untuk melaksanakan wirid dan mengumpulkan bekal untuk akhiratku. Lagi pula, rumah ini sempit untuk orang sebanyak itu. Selain itu, aku sangat rindu untuk pergi ke raudhah datukku, Rasulullah Saw." Maka as-Sirri menanggapinya, "Wahai putri Rasulullah, aku jamin bahwa apa yang engkau keluhkan ini akan dihilangkan. Sedangkan mengenai masalah sempitnya rumah ini, maka aku memiliki sebuah rumah yang luas di Darb as-Siba' Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku memberikan itu kepadamu. Aku harap engkau mau menerimanya dan tidak membuatku malu dengan menolaknya." Setelah lama terdiam, Sayyidah Nafisah berkata, 'Ya, saya menerimanya." Kemudian ia Mengatakan, Wahai Sirri, apa yang dapat aku perbuat terhadap jumlah orang yang banyak dan rombongan yang terus berdatangan? “Engkau dapat membuat kesepakatan dengan mereka bahwa waktu untuk pengunjung adalah dua hari dalam seminggu. Sedangkan hari-hari lain dapat engkau pergunakan untuk ibadahmu, jadikanlah hari Rabu dan Sabtu untuk mereka," kata as-Sirri lagi. Sayyidah Nafisah menerima tawaran itu. Ia pun pindah ke rumah yang telah diberikan untuknya dan mengkhususkan waktu untuk kunjungan pada hari Rabu dan Sabtu setiap minggu.
Read More...
KEUTAMAAN WUKUF DIPADANG AROFAH DISAAT HAJI
Diceritakan dari Al Imam Muhammad bin Al Munkadir ra, bahwasannya beliau
telah haji sebanyak 33 kali, maka beliau berkata tatkala berhaji untuk
yang terakhir kalinya "Ya Allah sesungguhnya kau telah mengetahui bahwa
aku telah berwukuf di Arofah ini sebanyak 33kali, yang pertama dari
menggugurkan kewajiban haji yang Kau wajibkan padaku, yang kedua aku
hadiahkan untuk ayahku, yang ketiga aku hadiahkan untuk ibuku,dan
saksikanlah wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menghadiahkan sisanya
sebanyak 30 untuk orang-orang yang telah berwukuf di Arofah ini tapi
tidak diterima oleh-Mu.."
Tatkala beliau meninggalkan Arofah menuju Muzdalifah, akhirnya beliau tertidur kelelahan lalu bermimpi ada suara yang menyeru-nyeru "Wahai Ibn
Al Munkadir, apakah kau mendermawakan dirimu atas Zat yang menciptakan
kedermawanan?Apakah kau berbuat baik atas Zat yang menciptakan
kebaikan?Sesungguhnya Allah SWT berkata kepadamu "Demi kemuliaan-Ku dan
keagungan-Ku sungguh Aku telah mengampuni bagi orang-orang yang telah
berwukuf di Arofah 2000 tahun sebelum Aku ciptakan Ar
telah haji sebanyak 33 kali, maka beliau berkata tatkala berhaji untuk
yang terakhir kalinya "Ya Allah sesungguhnya kau telah mengetahui bahwa
aku telah berwukuf di Arofah ini sebanyak 33kali, yang pertama dari
menggugurkan kewajiban haji yang Kau wajibkan padaku, yang kedua aku
hadiahkan untuk ayahku, yang ketiga aku hadiahkan untuk ibuku,dan
saksikanlah wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menghadiahkan sisanya
sebanyak 30 untuk orang-orang yang telah berwukuf di Arofah ini tapi
tidak diterima oleh-Mu.."
Tatkala beliau meninggalkan Arofah menuju Muzdalifah, akhirnya beliau tertidur kelelahan lalu bermimpi ada suara yang menyeru-nyeru "Wahai Ibn
Al Munkadir, apakah kau mendermawakan dirimu atas Zat yang menciptakan
kedermawanan?Apakah kau berbuat baik atas Zat yang menciptakan
kebaikan?Sesungguhnya Allah SWT berkata kepadamu "Demi kemuliaan-Ku dan
keagungan-Ku sungguh Aku telah mengampuni bagi orang-orang yang telah
berwukuf di Arofah 2000 tahun sebelum Aku ciptakan Ar
ASAL USUL MAJLIS NURUL MUSTHOF
PERANAN HABAIB (‘ALAWIYIN) DI INDONESIA
SEJARAH SINGKAT TENTANG PERANAN ALAWIYIN DI INDONESIA
KEPADAMU KU TITIPKAN AL-QUR’AN DAN KETURUNANKU….
(Al-Hadith Rasullah s.a.w. Dirawikan oleh Imam Ahmad Ibn Hambal)
KEPADAMU KU TITIPKAN AL-QUR’AN DAN KETURUNANKU….
(Al-Hadith Rasullah s.a.w. Dirawikan oleh Imam Ahmad Ibn Hambal)
A. PENDAHULUAN
Pada zaman kekhalifahan Bani Abbas (750-1258 M) berkembanglah ilmu pengetahuan tentang Islam yang bercabang-cabang disamping kenyataan itu penghidupan lapisan atas menyimpang dari ajaran agama Islam. Dibentuknya dynasti Bani Abbas yang turun-temurun mewariskan kekhalifahan. Istilah “muslim bila kaif” telah menjadi lazim. Hidupnya keturunan Sayidatina Fatmah Al-Zahra dicurigai, tiada bebas dan senantiasa terancam, ini oleh karena pengaruhnya anak cucu dari Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. atas rakyat sangat besar dan diseganinya. Keinginan kebanyakan orang Muslim adalah seorang keturunan Nabi yang seharusnya memegang kekhalifahan. Banyak yang dipenjarakan dan dibunuhnya oleh karenanya banyak pula yang pindah dan menjalankan diri dan pusat Bani Abbas di Bahdad,
Pada zaman kekhalifahan Bani Abbas (750-1258 M) berkembanglah ilmu pengetahuan tentang Islam yang bercabang-cabang disamping kenyataan itu penghidupan lapisan atas menyimpang dari ajaran agama Islam. Dibentuknya dynasti Bani Abbas yang turun-temurun mewariskan kekhalifahan. Istilah “muslim bila kaif” telah menjadi lazim. Hidupnya keturunan Sayidatina Fatmah Al-Zahra dicurigai, tiada bebas dan senantiasa terancam, ini oleh karena pengaruhnya anak cucu dari Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. atas rakyat sangat besar dan diseganinya. Keinginan kebanyakan orang Muslim adalah seorang keturunan Nabi yang seharusnya memegang kekhalifahan. Banyak yang dipenjarakan dan dibunuhnya oleh karenanya banyak pula yang pindah dan menjalankan diri dan pusat Bani Abbas di Bahdad,
AHMAD BIN ISA r.a.
Dalam keadaan sebagai diuraikan di atas, yang pasti akan dikutuk Allah s.w.t. dan dengan hendak memelihara keturunannya dari kesesatan, mengulangilah AHMAD BIN ISA BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN JA’FAR BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN AL-HUSEYN r.a. duanya sayidina Ibrahim a.s. yang tersurat dalam Al-Qur’an surat 14 ayat 37 dan dipilihnya Hadramaut yang bertetanaman, untuk menetap dan berhijrahlah beliau dari Basrah ke Hadramaut, dimana beliau wafat di Hasisah pada tahun 345 H.
Dalam keadaan sebagai diuraikan di atas, yang pasti akan dikutuk Allah s.w.t. dan dengan hendak memelihara keturunannya dari kesesatan, mengulangilah AHMAD BIN ISA BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN JA’FAR BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN AL-HUSEYN r.a. duanya sayidina Ibrahim a.s. yang tersurat dalam Al-Qur’an surat 14 ayat 37 dan dipilihnya Hadramaut yang bertetanaman, untuk menetap dan berhijrahlah beliau dari Basrah ke Hadramaut, dimana beliau wafat di Hasisah pada tahun 345 H.
ALWI BIN UBAIDILLAH….ALAWIYIN
Keturunan dari AHMAD BIN ISA tadi yang menetap di Hadramaut dinamakan ALAWIYIN ini dari nama cucunya AL-WI BIN UBAIDILLAH BIN AHMAD BIN ISA yang dimakamkan di Sumul.
Keturunan sayidina Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. disebut juga ALAWIYIN dari sayidina Ali bin Abi-Talib k.w, Keluarga Al-Anqawi, Al-Musa-Alkazimi, Al-Qadiri dan Al-Qudsi yang terdapat sedikit di Indonesia adalah Alawiyin, tapi bukan dari Alwi bin Ubaidillah.
Keturunan dari AHMAD BIN ISA tadi yang menetap di Hadramaut dinamakan ALAWIYIN ini dari nama cucunya AL-WI BIN UBAIDILLAH BIN AHMAD BIN ISA yang dimakamkan di Sumul.
Keturunan sayidina Al-Hasan dan Al-Huseyn r.a. disebut juga ALAWIYIN dari sayidina Ali bin Abi-Talib k.w, Keluarga Al-Anqawi, Al-Musa-Alkazimi, Al-Qadiri dan Al-Qudsi yang terdapat sedikit di Indonesia adalah Alawiyin, tapi bukan dari Alwi bin Ubaidillah.
MUHAMMAD AL-FAQIH AL-MUQADDAM
Luput dari serbuan Hulaku, saudara maharaja Cina, yang mentamatkan kekhalifahan Bani Abbas (1257 M), yang memang telah dikhawatirkan oleh AHMAD BIN ISA akan kutukan Allah s.w.t, maka di Hadramaut Alawiyin menghadapi kenyataan berlakunya undang-undang kesukuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan kenyataan bahwa penduduk Hadramaut adalah Abadhiyun yang sangat membenci sayidina Ali bin Abi-Talib r.a. Ini ternyata pula hingga kini dari istilah-istilah dalam loghat orang Hadramaut. Dalam menjalankan “tugas suci”, ialah pusaka yang diwariskannya, banyak dari pada suku Alawiyin tiada segan mendiami di lembah yang tandus. Tugas suci itu terdiri dari mengadakan tabligh-tabligh, perpustakaan-perpustakaan, pesantren-pesantren (rubat) dan masjid-masjid.
Luput dari serbuan Hulaku, saudara maharaja Cina, yang mentamatkan kekhalifahan Bani Abbas (1257 M), yang memang telah dikhawatirkan oleh AHMAD BIN ISA akan kutukan Allah s.w.t, maka di Hadramaut Alawiyin menghadapi kenyataan berlakunya undang-undang kesukuan yang bertentangan dengan ajaran Islam, dan kenyataan bahwa penduduk Hadramaut adalah Abadhiyun yang sangat membenci sayidina Ali bin Abi-Talib r.a. Ini ternyata pula hingga kini dari istilah-istilah dalam loghat orang Hadramaut. Dalam menjalankan “tugas suci”, ialah pusaka yang diwariskannya, banyak dari pada suku Alawiyin tiada segan mendiami di lembah yang tandus. Tugas suci itu terdiri dari mengadakan tabligh-tabligh, perpustakaan-perpustakaan, pesantren-pesantren (rubat) dan masjid-masjid.
Alawiyin
yang semuala bermazhab “Ahli-Bait” mulai memperoleh sukses dalam
menghadapi Abadhiyun itu setelah Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam BIN ALI
BIN MUHAMMAD BIN ALI BIN ALWI BIN MUHAMMAD BIN ALWI BIN UBAIDILLAH
melaksanakan suatu kompromis dengan memilih mazhab Muhammad bin Idris
Al-Syafi-I Al-Quraisyi, ialah yang kemudian disebut mazhab Sayfi-I,
Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam ini wafat di Tarim pada tahun 653 H.
RAMADHAN
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS
Al-Baqarah : 183)
Ramadhan
bulan harapan umat Nabi Muhammad SAW, Nabi Muhamamad SAW berkeluh kesah
kepada Allah SWT dikarenakan pandangan Allah SWT sangat banyak dibulan
ini, setiap amal baik dilipat gandakan di bulan ini, maka setiap orang
yang merasa berdosa, disinilah tempat dia memohon ampun dan meminta
ridho-Nya, karena Nabi SAW bersabda :
“Barang siapa yang menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang gembira, maka akan Allah ampunkan dosa yang terdahulu”.
“Barang siapa yang menyambut bulan Ramadhan dengan hati yang gembira, maka akan Allah ampunkan dosa yang terdahulu”.
Ulama-ulama terdahulu bila datang bulan Ramadhan mereka selalu membaca :
“Ashadualaa ilaha ilallah Astagfirullah Nasalukal jannata wannauzubika minannar…. 3X Allahuma inaka afuwun tuhibbul afwa fafuanna…. 3X”
Dan inilah amalan-amalan orang sholeh setiap harinya, Al-Qur`an dan sholat sunnah tidak pernah terlepaskan, apalagi sholat Tarawih yang dikerjakan selalu berjama`ah.
“Ashadualaa ilaha ilallah Astagfirullah Nasalukal jannata wannauzubika minannar…. 3X Allahuma inaka afuwun tuhibbul afwa fafuanna…. 3X”
Dan inilah amalan-amalan orang sholeh setiap harinya, Al-Qur`an dan sholat sunnah tidak pernah terlepaskan, apalagi sholat Tarawih yang dikerjakan selalu berjama`ah.
Di
bulan ini pula ada malam seribu bulan yang dinamai “Lailatul Qadar”.
Mereka para ulama terdahulu menandai malam itu dengan malam ganjil, kerena Nabi SAW bersabda :
“Allah menyukai yang ganjil-ganjil”
“Allah menyukai yang ganjil-ganjil”
Biasanya mereka para ulama menghabiskan malam itu dengan menghatamkan Al-Qur`an dan bersholawat kepada Rasulullah SAW.
Di
bulan ini pula pertama kali Allah SWT menurunkan Al-Qur`an pada tanggal
17 Ramadhan, bila diceritakan tentang fadilah Ramadhan tidak akan
pernah menghabiskan pertanyaan dan jawaban karena begitu banyak
hikmah-hikmah yang terkandung.
WAFATNYA SANG RASUL
Detik-detik
kewafatan Rasulullah SAW telah tiba. Rasulullah SAW menyandarkan
tubuhnya yang suci ke pangkuan Sayyidah `Aisyah. Tatkala itu, masuklah
Abdurrahman dan Abubakar dan ditangannya ada sepotong siwak. Dengan
matanya yang indah, Rasulullah SAW memandangi siwak tersebut dan
menunjukkan bahwa beliau menginginkannya. Kemudian Sayyidah ‘Aisyah
berkata kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah maukah aku ambilkan siwak
ini untukmu ?” Beliau pun menganggukkan kepalanya bertanda mengiyakan.
Kemudian Sayyidah ‘Aisyah pun mengambil siwak tersebut dan mengunyah
ujungnya sampai lunak kemudian memberikannya kepada Rasulullah. Dan
Rasulullah pun bersiwak dengan cara yang paling baik sebagaimana
lazimnya dilakukan oleh beliau kala sehatnya. Di depan beliau ada sebuah
bejana berisi air, lalu beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam air
tersebut kemudian mengusapkan kewajahnya sambil berkata : “La ilaaha
illallah, sesungguhnya kematian itu mengalami saat-saat yang pedih”.
Tak
berselang lama selesai bersiwak , saat itu kepala Rasulullah berada di
pangkuan Sayyidah ‘Aisyah dan Sayyidah ‘Aisyah merasakan beratnya kepala
Rasulullah di pangkuannya. Terlihat Baginda Rasul mengangkat kedua
tangannya dan menatapkan pandangan ke atas, ke dua bibirnya bergerak dan
Sayyidah ‘Aisyah mendengarkannya beliau berkata lirih : “bersama-sama
dengan orang-orang yang telah engkau anugerahi nikmat, yaitu para Nabi,
para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Ya
Allah, ampunilah dan kasihanilah aku, pertemukan aku dengan kekasih Yang
Maha Tinggi , Ya Allah Kekasih Yang Maha Tinggi”.
Beliau
mengulangi kalimat yang terakhir ini tiga kali, kemudian ke dua mata
Rasulullah terpejam dan suara beliau pun tak terdengar lagi. Ruh suci
beliau naik menuju kekasih Yang Maha Tinggi, Inna lillahi wa inna ilaihi
raji’un. Sesungguhnya kita milik Allah dan kita pun akan kembali
kepada-Nya.
Rasulullah
wafat pada waktu dhuha musim panas, hari senin 12 Rabiul Awwal tahun 11
Hijriah. Usia beliau saat itu telah mencapai enam puluh tiga tahun
lebih empat hari.
Siwak Pembawa Keridhoan Allah SWT Senin, 02 April 2012
.
(صحيح البخاري)
Dari Hudzaifah ra berkata: “Bahwa Nabi SAW jika bangun dari malam hari, membersihkan mulutnya dengan siwak” (shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh
Tiada akan pernah mampu langit dan bumi untuk menampung rahasia sifat-sifat keluhuran Ilahi kecuali sanubari seorang mukmin, yang meskipun bentuknya sangat kecil namun kerajaannya sangat luas, sehingga disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menampung cahaya Allah, keridhaan Allah, kemuliaan Allah, keluhuran Allah, kasih sayang dan kecintaan Allah, serta segala kemuliaan yang tidak mampu ditampung oleh alam semesta sekalipun, sebagaimana yang talah disampaikan oleh guru kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafidh di dalam kitab beliau “Mamlakatul Quluub Wal A’dhaa” , bahwa kerajaan terbesar adalah kerajaan sanubari. Dimana ketika hati kita dipenuhi dengan keluhuran dari sang pembawa semulia-mulia keluhuran, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka hati itu akan terang benderang dan bercahaya, sehingga terbitlah keluhuran dan sirna segala sifat yang hina, maka dengan kehadiran kita di malam hari ini sungguh kita berada di dalam keluhuran dan sedang menaiki tangga-tangga keluhuran, dan selalu berusahalah untuk semakin baik dan teruslah berjuang dalam kehidupan ini, karena kehidupan adalah perjuangan dan sebagai modal untuk mencapai kesempurnaan akhirat. Kehidupan dunia adalah modal terbesar dari Allah subhanahu wata’ala untuk kita mencapai kebahagiaan yang abadi di akhirat. Dan seluruh kenikmatan yang disiapkan dan diberikan oleh Allah kepada kita, kesemuanya akan dipertanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala, apakah digunakan untuk mencapai keluhuran yang kekal atau hanya sekedar terlewatkan untuk memenuhi hawa nafsu saja. Oleh karena itu sebagaimana yang tadi telah disampaikan oleh guru-guru kita bahwa sungguh berat perjuangan hidup ini, yang dipenuhi banyak godaan syaithan, namun banyak pula kemuliaan-kemuliaan seperti kemuliaan majelis ta’alim, majelis dzikir, majelis shalawat dan lainnya, yang kesemua itu merupakan rahasia kemuliaan tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang harus kita panut. Namun kita juga harus waspada terhadap diri kita, yang mana kita sering menghadiri majelis-majelis mulia dengan harapan untuk membersihkan hati kita, maka setelah keluar dari majelis tersebut kita harus membenahi dan menguatkan diri dari godaan syaithan yang terus mengajak manusia kepada kehinaan, yang selalu mengajak manusia untuk memperhatikan pada hal-hal yang fana dan membuat kita melupakan hal-hal yang kekal dan abadi.
Hadits yang kita telah kita baca tadi terdapat banyak riwayat di dalam Shahihul Bukhari, yaitu hadits mengenai siwak. Kita ketahui siwak adalah sesuatu yang sangat kecil bentuknya yang lebih kecil atau hanya sebesar ibu jari saja, namun hal tersebut (siwak) membuka sesuatu yang paling berharga dalam sepanjang alam semesta ini tercipta hingga alam ini berakhir dan berlanjut dengan kehidupan di alam yang abadi, hal itu adalah keridhaan Allah subhanahu wata’ala. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana ketika penduduk surga telah memasuki surga dan menikmati seluruh kenikmatan surga, kemudian Allah berfirman dalam hadits qudsi :
Maka keridhaan Allah adalah hal yang paling berharga bahkan dari surga sekalipun dan kenikmatan-kenikmatan dia dalamnya. Dan ternyata rahasia keluhuran ridha Allah itu pun tersimpan dalam sebatang siwak, sebagaimana yang telah disabdakan oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
Maka siwak tidak hanya membersihkan mulut, karena jika hanya untuk membersihkan mulut bisa menggunakan sikat gigi seperti zaman sekarang ini, yang bahkan mungkin lebih membersihkan daripada siwak. Namun yang dimaksud dalam hadits tersebut siwak tidak hanya membersihkan mulut saja namun juga membersihkan dosa yang ada di mulut, sebagaimana mulut juga melakukan perbuatan dosa seprti mencaci, mengumpat dan lainnya maka dosa-dosa itu akan terbersihkan dengan siwak, sebagaimana kelanjutan dari hadits tersebut bahwa siwak juga membawa kepada kerihdaan Allah subhanahu wata’ala. Maka siwak merupakan hal yang sangat agung dari sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang meskipun tampaknya sangat remeh dan sepele. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh sayyidina Abi Hudzaifah ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika bangun di malam hari maka beliau menggunakan siwak Dan kalimat يَشُوْصُ (menggosok ) dalam hadits tersebut sebagaimana yang dijelaskan di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari maksudnya yaitu menggunakan siwak dengan memutarkan pada gigi bagian atas dan bawah, di bagian kiri atau pun kanan untuk membersihkannya. Namun secara ringkas adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulai hampir semua perbuatan dengan bersiwak, hingga disebutkan bahwa siwak adalah akhir sunnah beliau saat beliau dalam keadaan sakaratul maut, dimana beliau tidak menghembuskan nafas yang terakhir yang di saat itu beliau berada di pangkuan sayyidah Aisyah Ra lantas beliau melirik pada siwak yang dipegang oleh saudara lelaki sayyidah Aisyah Ra, maka melihat hal tersebut sayyidah Aisyah Ra berkata : “Apakah engkau menginginkan siwak wahai Rasulullah”, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengangguk, kemudian sayyidah Aisyah meminta siwak yang dipegang oleh saudara lelakinya lalu membersihkannya dan kemudian disiwakkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan setelah bersiwak, beliau shallallahu ‘alaihi wasalla menunjuk ke langit dan berkata : فِي الرَّفِيقِ اْلأَعْلَى (Menuju Teman (Kekasih) Yang Maha Tinggi), kemudian beliau menghembuskan nafas terakhir. Maka dijelaskan bahwa siwak adalah sunnah Rasulullah yang terakhir dilakukan oleh beliau sebelum wafat. Maka selayaknya bagi kita untuk selalu menggunakan siwak dan tidak meninggalkannya dalam kehidupan kita. Juga dijelaskan bahwa siwak adalah sebagaiسلاح المؤمن (senjata seorang mukmin) maka jadikanlah siwak itu selalu bersama kita, karena syaithan tidak suka dengan adanya siwak sehingga sering siwak itu menghilang. Maka diajarkan oleh guru mulia kita untuk memperbanyak siwak, dengan meletakkannya di baju, di kamar, di ruang tamu, di tas dan lainnya sehingga tidak tertipu oleh syaitan.
Demikian yang bisa saya sampaikan, selanjutnya kita berdzikir bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memenuhi hari-hari kita dengan keluhuran, menguatkan iman kita dan terus membimbing kita pada jalan keluhuran dan member kekuatan kepada kita untuk selalu mengikuti sunnah nabiNya shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga senantiasa berada dalam keridhaanNya. Dan semoga Allah subhanahu wata’ala menjauhkan segala musibah dari negeri kita dan seluruh wilayah muslimin di dunia dan digantikan dengan limpahan rahmat yang kesemua itu mustahil untuk terjadi kecuali dengan kehendakNya.
عَنْ حُذَيْفَةَ رضي الله عنه قَالَ :كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ، يَشُوصُ فَاهُ
بِالسِّوَاكِ.
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah SAW: “Siwak adalah pensuci mulut dan pembawa keridhoan Allah” (shahih Bukhari)Dari Hudzaifah ra berkata: “Bahwa Nabi SAW jika bangun dari malam hari, membersihkan mulutnya dengan siwak” (shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahamatullahi wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ
قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur,
Yang Melimpahkan kepada kita rahasia keluhuran, dan rahasia kebahagiaan,
serta menerbitkan untuk kita rahasia kerajaan terluhur dari segenap
kerajaan yaitu kerajaan sanubari, yang telah difirmankan oleh Allah
subhanahu wata’ala di dalam hadits qudsiy :
مَاوَسِعَنِي أَرْضِيْ وَلاَسَمَائِيْ وَلكِنْ وَسِعَنِيْ قَلْبُ عَبْدِيْ المُؤْمِنِ
“Tidaklah bumi atau langitKu dapat menampung-Ku, tapi hati hamba-Ku yang beriman dapat menampung-Ku”Tiada akan pernah mampu langit dan bumi untuk menampung rahasia sifat-sifat keluhuran Ilahi kecuali sanubari seorang mukmin, yang meskipun bentuknya sangat kecil namun kerajaannya sangat luas, sehingga disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menampung cahaya Allah, keridhaan Allah, kemuliaan Allah, keluhuran Allah, kasih sayang dan kecintaan Allah, serta segala kemuliaan yang tidak mampu ditampung oleh alam semesta sekalipun, sebagaimana yang talah disampaikan oleh guru kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafidh di dalam kitab beliau “Mamlakatul Quluub Wal A’dhaa” , bahwa kerajaan terbesar adalah kerajaan sanubari. Dimana ketika hati kita dipenuhi dengan keluhuran dari sang pembawa semulia-mulia keluhuran, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka hati itu akan terang benderang dan bercahaya, sehingga terbitlah keluhuran dan sirna segala sifat yang hina, maka dengan kehadiran kita di malam hari ini sungguh kita berada di dalam keluhuran dan sedang menaiki tangga-tangga keluhuran, dan selalu berusahalah untuk semakin baik dan teruslah berjuang dalam kehidupan ini, karena kehidupan adalah perjuangan dan sebagai modal untuk mencapai kesempurnaan akhirat. Kehidupan dunia adalah modal terbesar dari Allah subhanahu wata’ala untuk kita mencapai kebahagiaan yang abadi di akhirat. Dan seluruh kenikmatan yang disiapkan dan diberikan oleh Allah kepada kita, kesemuanya akan dipertanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala, apakah digunakan untuk mencapai keluhuran yang kekal atau hanya sekedar terlewatkan untuk memenuhi hawa nafsu saja. Oleh karena itu sebagaimana yang tadi telah disampaikan oleh guru-guru kita bahwa sungguh berat perjuangan hidup ini, yang dipenuhi banyak godaan syaithan, namun banyak pula kemuliaan-kemuliaan seperti kemuliaan majelis ta’alim, majelis dzikir, majelis shalawat dan lainnya, yang kesemua itu merupakan rahasia kemuliaan tuntunan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang harus kita panut. Namun kita juga harus waspada terhadap diri kita, yang mana kita sering menghadiri majelis-majelis mulia dengan harapan untuk membersihkan hati kita, maka setelah keluar dari majelis tersebut kita harus membenahi dan menguatkan diri dari godaan syaithan yang terus mengajak manusia kepada kehinaan, yang selalu mengajak manusia untuk memperhatikan pada hal-hal yang fana dan membuat kita melupakan hal-hal yang kekal dan abadi.
Hadits yang kita telah kita baca tadi terdapat banyak riwayat di dalam Shahihul Bukhari, yaitu hadits mengenai siwak. Kita ketahui siwak adalah sesuatu yang sangat kecil bentuknya yang lebih kecil atau hanya sebesar ibu jari saja, namun hal tersebut (siwak) membuka sesuatu yang paling berharga dalam sepanjang alam semesta ini tercipta hingga alam ini berakhir dan berlanjut dengan kehidupan di alam yang abadi, hal itu adalah keridhaan Allah subhanahu wata’ala. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana ketika penduduk surga telah memasuki surga dan menikmati seluruh kenikmatan surga, kemudian Allah berfirman dalam hadits qudsi :
يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُونَ لَبَّيْكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ
وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ هَلْ رَضِيتُمْ فَيَقُولُونَ وَمَا
لَنَا لَا نَرْضَى يَا رَبِّ وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا
مِنْ خَلْقِكَ فَيَقُولُ أَلَا أُعْطِيكُمْ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ
فَيَقُولُونَ يَا رَبِّ وَأَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ فَيَقُولُ
أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِي فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا
“Wahai penghuni surga!, mereka menjawab, “Kami memenuhi
panggilan-Mu wahai Rabb. Seluruh kebaikan hanya ada pada kedua
tangan-Mu.”, kemudian Allah berfirman: “Apakah kalian puas terhadap
limpahan nikmat-Ku?” mereka menjawab, “Apa yang membuat kami tidak ridho
terhadap-Mu wahai Rabb, padahal Engkau telah memberikan kepada kami
kenikmatan yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun dari makhluk-Mu.”
Allah berfirman: “Maukah kalian Aku berikan kenikmatan yang lebih
afdhal daripada kenikmatan itu”?, mereka menjawab, “Wahai Rabb,
kenikmatan manakah yang lebih afdhal daripada kenikmatan itu?” Allah
berfirman: “Aku akan limpahkan keridhoan-Ku kepada kalian, sehingga Aku
tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya”.Maka keridhaan Allah adalah hal yang paling berharga bahkan dari surga sekalipun dan kenikmatan-kenikmatan dia dalamnya. Dan ternyata rahasia keluhuran ridha Allah itu pun tersimpan dalam sebatang siwak, sebagaimana yang telah disabdakan oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :
السِّوَاكُ مُطَهَّرَةٌ لِلْفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu membersihkan mulut, diridhai oleh Ar-Rabb (Allah). ( shahih bukhari )”Maka siwak tidak hanya membersihkan mulut, karena jika hanya untuk membersihkan mulut bisa menggunakan sikat gigi seperti zaman sekarang ini, yang bahkan mungkin lebih membersihkan daripada siwak. Namun yang dimaksud dalam hadits tersebut siwak tidak hanya membersihkan mulut saja namun juga membersihkan dosa yang ada di mulut, sebagaimana mulut juga melakukan perbuatan dosa seprti mencaci, mengumpat dan lainnya maka dosa-dosa itu akan terbersihkan dengan siwak, sebagaimana kelanjutan dari hadits tersebut bahwa siwak juga membawa kepada kerihdaan Allah subhanahu wata’ala. Maka siwak merupakan hal yang sangat agung dari sunnah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang meskipun tampaknya sangat remeh dan sepele. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh sayyidina Abi Hudzaifah ini menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika bangun di malam hari maka beliau menggunakan siwak Dan kalimat يَشُوْصُ (menggosok ) dalam hadits tersebut sebagaimana yang dijelaskan di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari maksudnya yaitu menggunakan siwak dengan memutarkan pada gigi bagian atas dan bawah, di bagian kiri atau pun kanan untuk membersihkannya. Namun secara ringkas adalah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulai hampir semua perbuatan dengan bersiwak, hingga disebutkan bahwa siwak adalah akhir sunnah beliau saat beliau dalam keadaan sakaratul maut, dimana beliau tidak menghembuskan nafas yang terakhir yang di saat itu beliau berada di pangkuan sayyidah Aisyah Ra lantas beliau melirik pada siwak yang dipegang oleh saudara lelaki sayyidah Aisyah Ra, maka melihat hal tersebut sayyidah Aisyah Ra berkata : “Apakah engkau menginginkan siwak wahai Rasulullah”, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengangguk, kemudian sayyidah Aisyah meminta siwak yang dipegang oleh saudara lelakinya lalu membersihkannya dan kemudian disiwakkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan setelah bersiwak, beliau shallallahu ‘alaihi wasalla menunjuk ke langit dan berkata : فِي الرَّفِيقِ اْلأَعْلَى (Menuju Teman (Kekasih) Yang Maha Tinggi), kemudian beliau menghembuskan nafas terakhir. Maka dijelaskan bahwa siwak adalah sunnah Rasulullah yang terakhir dilakukan oleh beliau sebelum wafat. Maka selayaknya bagi kita untuk selalu menggunakan siwak dan tidak meninggalkannya dalam kehidupan kita. Juga dijelaskan bahwa siwak adalah sebagaiسلاح المؤمن (senjata seorang mukmin) maka jadikanlah siwak itu selalu bersama kita, karena syaithan tidak suka dengan adanya siwak sehingga sering siwak itu menghilang. Maka diajarkan oleh guru mulia kita untuk memperbanyak siwak, dengan meletakkannya di baju, di kamar, di ruang tamu, di tas dan lainnya sehingga tidak tertipu oleh syaitan.
Demikian yang bisa saya sampaikan, selanjutnya kita berdzikir bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memenuhi hari-hari kita dengan keluhuran, menguatkan iman kita dan terus membimbing kita pada jalan keluhuran dan member kekuatan kepada kita untuk selalu mengikuti sunnah nabiNya shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga senantiasa berada dalam keridhaanNya. Dan semoga Allah subhanahu wata’ala menjauhkan segala musibah dari negeri kita dan seluruh wilayah muslimin di dunia dan digantikan dengan limpahan rahmat yang kesemua itu mustahil untuk terjadi kecuali dengan kehendakNya.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ
إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ
إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ
السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا
نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ
تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Langganan:
Postingan (Atom)